Luas Wilayah Desa Simpang Tiga sekitar 708,12 Ha yang terdiri dari 161,64 Ha Sawah, 140,4 areal perkebunan, 392,35 Ha wilayah Pemukiman dan 14.04 Ha areal rawa. lahan perkebunan sebagian besar digunakan untuk perkebunan karet dan usaha kebun lainnya yang menghasilkan buah-buahan dan sayur-sayuran. Adapun areal persawahan masih tetap digunakan oleh hampir semua penduduk Desa Simpang Tiga sebagai mata pencarian utama untuk menopang kebutuhan mereka akan beras dan bahan konsumsi lainnya.
Mata pencarian masyarakat Desa Simpang Tiga pada umumnya adalah pertanian. Salah satu sub sektor yang paling besar potensinya yakni dibidang sub sektor perkebunan. Karet merupakan Komoditas strategis dari sub sektor perkebunan yang mengalami perkembangan pesat dalam beberapa dekade terakhir, baik dari luas areal perkebunan, maupun nilai produksinya.
Kondisi agribisnis karet saat ini menunjukkan bahwa karet dikelola oleh masyarakat. Perkebunan karet Desa Simpang Tiga sudah membudaya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari dan merupakan salah satu mata pencaharian utama. Umumnya diusahakan oleh petani dalam skala kecil dengan sistem tradisional. Biasanya Para pekebun karet menggunakan sistem tanam tumpang sari, namun ada juga yang lebih memilih menanam karet dengan sistem monokultur.
Perkebunan Karet merupakan salah satu komoditi perkebunan penting, hal tersebut dapat dilihat dari manfaatnya bagi petani sebagai sumber pendapatan, kesempatan kerja di Desa, dan pendorong pertumbuhan ekonomi di Desa. Namun Pada saat harga karet naik maupun turun memberikan dampak bagi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat di Desa Simpang Tiga.
Turun naiknya harga karet membawa perubahan yang mengarah pada positif dan negatif. Positif yaitu adanya kemajuan (progress) yang menuju terciptanya masyarakat secara adil dan sejahtera. Masyarakat dapat meningkatkan taraf hidup menuju kearah yang lebih baik. Adapun dampak negatif yaitu perubahan harga karet yang mengarah pada kemunuduran (regress) yang ditandai dengan adanya tindakan kriminalitas, serta berbagai masalah sosial lainnya.